SERVICE AC CENTRAL CIPUTAT
SERVICE AC CENTRAL TANGERANG SELATAN
( Service AC Central Ciputat, Service AC Central BSD Serpong, Service AC Central Pamulang, Service AC Central Bintaro )
Sistim Air Udara
Ciri-ciri Sistim Air Udara
Dalam sistim air udara, unit koil kipas udara atau unit induksi dipasang didalam ruagan yang akan dikondisikan. Air dingin dialirkan kedalam unit tersebut, sedangkan udara ruangan dialirkan melalui unit tersebut sehingga menjadi dingin. Selanjutnya udara tersebut bersirkulasi didalam ruangan. Demikian pula untuk keperluan ventilasi, udara luar yang telah didinginkan dan dikeringkan atau udara luar yang telah dipanaskan dan dilembabkan dialirkan dari mesin pengolah udara jenis sentral keruangan yang akan di kondisikan.
Oleh karena berat jenis dan kalor spesifik air lebih besar dari pada udara, maka baik daya yang diperlukan untuk mengalirkan maupun ukuran pipa yang diperlukan untuk memindahkan kalor yang sama adalah lebih kecil. Dengan demikian, untuk mengatasi beban kalor dari ruangan yang akan di kondisikan, banyaknya udara yang mengalir dari mesin pengolah udara jenis sentral adalah lebih kecil. Disamping itu, ukuran mesin pengolah udara maupun daya yang diperlukan adalah lebih kecil jika dibandingkan dengan yang diperlukan oleh sistim udara penuh.
Unit Koil Kipas Udara dan Unit Induksi
Unit ini dinamakan unit terminal dan dipasang didalam ruangan. Semua unit tersebut merupakan bagian dari sistim penghantar udara yang berfungsi sama. Didalam unit tersebut Koil udara ditempatkan didalam kabinet kecil, dimana dialirkan air dingin. Pada unit koil kipas udara, udara dialirkan oleh kipas udara yang dipasang didalam unit tersebut. Pada unit induksi, udara primer berkecepatan tinggi di alirkan melalui beberapa nosel. Selanjutnya dengan efek induksi secara primer, udara ruangan terisap masuk kedalam unit dan didinginkanoleh koil udara, kemudian disirkulasikan kembali kedalam ruangan.Mungkin dari teman-teman punya penggalaman yang lain dan mempunyai cara yang lain untuk mengatasinya, bisa teman-teman tambahkan melalui kolom komentar di bawah.
ISTEM – PERAWATAN AIR CONDITIONER SENTRAL RUANGAN
Sistem Air Conditioner Sentral (Central) merupakan suatu sistem Air Conditioner dimana proses pendinginan udara terpusat pada satu lokasi yang kemudian didistribusikan/dialirkan ke semua arah atau lokasi (satu Outdoor dengan beberapa indoor). Sistem ini memiliki beberapa komponen utama yaitu unit pendingin atau Chiller, Unit pengatur udara atau Air Handling Unit (AHU), Cooling Tower, system pemipaan, system saluran udara atau ducting dan system control & kelistrikan. Berikut adalah komponen, cara kerja Air Conditioner Ruangan Sentral, dan Preventif Maintenance Air Conditioner Sentral Ruangan.
Komponen Air Conditioner Sentral Ruangan
JENIS SISTEM PENGKONDISIAN UDARA
Tujuan pengkondisian udara adalah untuk mendapatkan kenyamanan bagi penghuni yang berada didalam ruangan. Kondisi udara yang dirasakan nyaman oleh tubuh manusia adalah berkisar antara lain
Suhu dan kelembaban : 200C hingga 260C, 45% hingga 55%
Kecepatan udara : 0.25 m/s
Ada beberapa system pengkondisian udara yang dapat dilakukan, yaitu :
Sistim ekspansi langsung
Dengan sistim ini, pendinginan secara langsung dilakukan oleh refrigerant yang diekspansikan melalui koil pendingin, sedangkan udara disirkulasikan dengan cara menghembuskannya dengan menggunakan blower / fan melintasi koil pendingin tersebut. Sistim ini biasanya dipergunakan untuk beban pendinginan udara yang tidak terlalu besar seperti keperluan ruangan di rumah
Sistim Pengkondisian Udara secara Sentral
Secara singkat sistim Central Air Conditioning System ( Sistim Pengkondisian Udara secara sentral ), yang biasa di rancang pada bangunan dapat di jelaskan sebagai berikut : Unit pendingin utama di gunakan 2 unit Water Cooled Water Chiller dimana satu unit beroperasi dan satu unit sebagai cadangan, unit Chiller beroperasi dengan menggunakan “Primary Refrigerant” berupa refrigerant R123 pada unit Chiller & R 134A pada unit purging yang sudah ramah lingkungan, nantinya akan mendinginkan “Secondary Refrigerant” berupa air, dimana air yang sudah didinginkan ini di sirkulasikan oleh Chilled Water Pump ke AHU dan FCU di LQB.
Pada unit AHU air dingin akan mengkondisikan / mendinginkan udara segar dari luar gedung sehingga mencapai temperature dan kelembaban yang cukup dan untuk selanjutnya di distribusikan ke koridor – koridor di ruangan setiap lantainya dan kamar- kamar pada masing-masing lantai. Pada setiap lantai akan ditangani oleh 2 unit AHU yang memiliki kapasitas pendinginan yang sama, begitu pula dengan 2 lantai diatasnya memiliki masing-masing 2 unit AHU yang memiliki kapasitas pendinginan yang sama dengan lantai dasar. Sedangkan proses pertukaran kalor yang terjadi di masing-masing kamar akan ditangani oleh Fan Coil Unit yang telah mendapatkan distribusi udara segar yang telah didinginkan oleh AHU sehingga kerja FCU tidak terlalu berat. Dikarenakan lantai dasar, satu dan lantai dua memiliki kapasaitas pendinginan yang sama dan jenis bangunana yang sama pula, maka perhitungan luasan sistim ducting akan diwakilkan di salah satu lantai, yaitu lantai dasar.
Water Cooled Water Chiller
Unit Chiller yang digunakan pada sistim ini merupakan jenis Water Cooled Water Chiller dengan menggunakan kompresor jenis sentrifugal 3 tahap / 3 stage centrifugal compressor ( Kompresor sentrifugal 3 tingkat ), yang diproduksi oleh salah satu pabrikan unit AC yang cukup terkenal yaitu Trane Company. Unit ini berkapasitas 320 Ton Refrigerant / 320 TR, dengan menggunakan sistim negative pressure, dimana jika terjadi kebocoran pada unit Chiller maka refrigerant yang terdapat didalamnya tidak akan terbuangan ke udara, melainkan udara luar yang akan masuk kedalam sistim. Didalam sistim Chiller sendiri terdapat satu unit pembuang udara yang masuk saat terjadi kebocoran tadi yang dinamakan Purging Unit. cara kerja purging seperti ini : saat Chiller mengalami kebocoran, maka udara luar akan masuk kedalam sistim chiller sehingga refrigerant atau freon akan bercampur dengan udara luar yang mengandung uap air, sensor pada purging unit akan membaca perbedaan tekanan pada sistim dan kelembaban refrigerant pada sistim sehingga akan mengaktifkan purging unit tersebut.
Saat purging unit bekerja, Chiller tetap beroperasi sebagaimana mestinya tanpa terganggu. Udara yang terhisap masuk kedalam sistim akan di tekan keluar oleh purging unit, sehingga tekanan pada sistim mengalami kondisi stabil barulah unit Chiller dapat di perbaiki. Untuk media pendingin yang digunakan oleh unit Chiller yaitu refrigerant jenis R 123 dan untuk Purging unit berjenis R 134 A, kedua sudah ramah lingkungan.
Chilled Water & Condenser Water Pump
Guna keperluan mensirkulasikan air yang sudah didinginkan oleh unit Chiller ke AHU maupun air yang mendinginkan unit condenser di Chiller ke Cooling Tower, maka di gunakan masing-masing sistim satu paket Pompa sirkulasi air dingin dan Pompa sirkulasi air pendingin. Jenis kedua pompa ini adalah sama, yaitu digunakan jenis End Suction Centrifugal Pump dengan tekanan kerja pompa adalah 10 kg/cm2.
Pada sistim ini, sistim Chilled Water atau air yang didinginkan menggunakan 2 buah pompa yang beroperasi sekaligus, hal ini dirancang agar umur pompa dapat lebih lama mengingat jarak antara ruang pompa dan lokasi hotel cukup jauh. Sedangkan untuk sistim air pendinginan hanya di gunakan satu buah pompa sirkulasi, mengingat jarak ruang pompa dan unit Cooling Tower cukup dekat.
Cooling Tower Unit
Unit ini berfungsi sebagai pendingin unit condenser pada unit Chiller dengan media yang digunakan adalah air, dimana sistim kerja Cooling Tower dapat di jelaskan sebagai berikut : condenser di unit Chiller akan memiliki temperature dan tekanan yang tinggi akibat tekanan kerja dari Kompresor, sehingga diperlukan media pendingin untuk merubah fase refrigerant di condenser tersebut, untuk itu dibuat suatu sistim pendinginan dengan menggunakan media air yang disirkulasikan oleh pompa ke unit Cooling Tower, dimana air yang disirkulasikan tersebut akan membawa kalor dari condenser untuk kemudian di lepaskan kalornya ke udara di Cooling Tower, sehingga air akan mengalami penurunan temperature dan kembali disirkulasikan kembali ke unit condenser.Unit Cooling
Tower sendiri terdiri dari : satu unit casing Cooling Tower, Motor Blower, Basin dan Water Filler atau jika diartikan menjadi sirip – sirip pendingin air.
Air Handling Unit dan Fan Coil Unit
Baik Air Handling Unit maupun Fan Coil Unit memiliki kesamaan fungsi, Air Handiling unit di fokuskan untuk menangani kapasitas pendinginan yang lebih besar sedangkan Fan Coil Unit di fokuskan untuk kapasitas pendinginan yang lebih kecil, dalam sistim ini AHU di gunakan untuk mengkondisikan fresh air (udara segar) dari udara luar yang akan di distribusikan sebagai tambahan udara segar untuk FCU dan kamar juga sebagai distribusi suplai udara dingin guna keperluan koridor di masing-masing lantai.
Komponen – komponen dari AHU maupun FCU sebernanya cukup sederhana yang terdiri dari : Casing, Koil, Filter Udara dan Motor Blower.
Penggolongan Sistim Pengkondisian Udara
Jenis yang mendasari adalah sistim pengkondisian udara sentral. Untuk menjamin pengaturan pengkondisian udara ruangan yang di teliti, maka sesuai dengan kemajuan teknik pengkondisian udara yang telah dicapai sampai pada saat ini, dapat dikembangkan beberapa sistim. Hal tersebut terutama menyangkut perkembangan elemen pendinginnya.
Jenis – jenis sistim penghantar udara adalah sebagai berikut :
1. Sistim Udara Penuh
2. Sistim Saluran Tunggal
Sistim ini merupakan sistim penghantar udara yang paling banyak dipergunakan. campuran udara ruangan didinginkan dan dilembabkan, kemudian dialirkan kembali kedalam ruangan melalui saluran udara.
Keuntungan dari sistim ini adalah :
Sederhana, mudah perancangannya, pemasangan, pemakaian dan perawatannnya.
Biaya awal lebih rendah dan murah.
Kerugian dari sistim ini adalah :
Saluran utama berukuran besar, sehingga memerlukan tempat yang lebih besar.
Kesulitan dalam mengatur temperature dan kelembaban dari ruangan yang sedang dikondisikan, karena beban kalor dari ruangan yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Pada dasarnya sistim pengaturan untuk sistim saluran tunggal menyangkut pengaturan temperature udara melalui bagian-bagian utama dari saluran. Dalam hal tersebut, laju aliran air dingin, laju aliran air panas atau uap ke koil udara, diatur sedemikian rupa sehingga temperature udara dapat diubah. Sistim ini dinamakan sistim volume konstan temperature variable, yang sudah banyak dipergunakan dalam sistim penghantar udara.
Dalam keadaan dimana beban kalor dari beberapa ruangan yang akan dilayani ini berbeda-beda, boleh dikatakan tidak mungkin mempertahankan udara ruangan pada suatu temperature tertentu, kecuali bagi beberapa ruangan utama saja. Jadi masalah tersebut dapat dipecahkan dengan melayani ruangan dengan beban kalor yang sama oleh satu pengolah udara secara sentral.
Sistim saluran udara tunggal yang lain adalah sistim pemanasan ulang, dimana udara segar yang mengalir didalam saluran utama tersebut dapat dipertahankan konstan, pada temperature yang rendah. Kemudian udara tersebut masuk kedalam ruangan melalui alat pemanas yang dipasang pada saluran- saluran cabang masing-masing. Pemanas tersebut memanaskan udara dan diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh temperature udara tang sesuai dengan temperature udara ruangan yang di inginkan. Sistim ini dinamakan sistim pemanasaan ulang terminal dan banyak digunakan untuk melayani beberapa ruangan pribadi yang ada didalam gedung perkantoran umum.
Ada pula sistim saluran tunggal yang bekerja dengan volume variable dimana jumlah aliran udara dapat diubah sesuai dengan beban kalornya, jadi, volume aliran udara akan berkurang dengan turunnya beban kalor dari ruangan yang harus dilayani.pengaturab volume aliran udara dilakukan dengan mengatur posisi damper atau dengan unit volume variable damper. Ada beberapa macam unit volume variable damper. Salash satu diantaranya seperti gambar dibawah ini
Pada hal tersebut terakhir terdapat dua saluran; satu saluran menyalurkan jumlah udara yang minimal diperlukan, sedangkan saluran lainnya menyalurkan jumlah udara sesuai dengan pembukaan katup udara yang diatur oleh thermostat. Pemasukan udara diatur oleh tekanan udara yang bekerja pada tirai dari alat pengatur volume konstan dan gaya pegas. Pemasukan udara minimum harus diatur supaya distribusi udara didalam ruangan dapat berlangsung sebaik-baiknya, dengan jumlah ventilasi udara yang minimal. Jumlah udara masuk akan berkurang dengan turunnya beban kalor, sehingga apabila jumlah udara masuk menjadi lebih kecil daripada jumlah udara masuk yang minimal, maka temperature udara masuk akan berubah.
Dalam sistim volume variable, putaran atau sudu isap dari kipas udara dapat diatus sesuai dengan perubahan pemasukan udara yang diinginkan. Sistim pengaturan kipas udara tersebut diatas memungkinkan penghematan daya listrik yang diperlukan untuk menggerakan kipas udara pada beban parsial.
Sistim Dua Saluran
Selain sistim saluran tunggal, terdapat pula sistim dua saluran yang dapat menutupi kekurangan daru sistim saluran tunggal. Sistim ini kebanyakan digunakan di gedung-gedung besar, dalam hal tersebut udara panas dan udara dingin dihasilkan secara terpisah oleh mesin penyegar udara yang bersangkutan. Kedua jenis udara itupun disalurkan melalui saluran yang terpisah satu sama lain. Tetapi kemudian dicampur sedemikian rupa sehingga tercapai tingkat keadaan yang sesuai dengan beban kalor dari ruangan yang akan disegarkan. Sesudah itu disalurkan kedalam ruangan yang bersangkutan. Sistim ini dinamakan sistim dua saluran.
Dalam sistim ini, alat yang diperlukan untuk mencampur udara panas dan udara dingin dalam perbandingan jumlah aliran yang ditetapkan untuk memperoleh kondisi akhir yang diinginkan, dinamai alat pencampur. Sistim dua saluran dapat memberikan hasil pengaturan yang lebih teliti. Tetapi memerlukan lebih banyak energi kalor dan lebih tinggi harga awalnya. Ada dua jenis sistim dua saluran, yaitu sistim volume konstan dan sistim volume variabel.
Jenis Pendingin Central
1.Chiller (unit pendingin).
Chiller adalah mesin refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan air pada sisi evaporatornya. Air dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan ke mesin penukar kalor ( FCU / Fan Coil Unit ).
Jenis Chiller didasarkan pada jenis kompressornya :
a. Reciprocating
b. Screw
c. Centrifugal
Jenis Chiller didasarkan pada jenis cara pendinginan kondensornya :
a. Air Cooler
b. Water Cooler
2. AHU (Air Handling Unit)/Unit Penanganan Udara
AHU Adalah suatu mesin penukar kalor, dimana udara panas dari ruangan dihembuskan melewati coil pendingin didalam AHU sehingga menjadi udara dingin yang selanjutnya didistribusikan ke ruangan.
3. COOLING TOWER ( khusus untuk Chiller jenis Water Cooler ).
Adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mendinginkan air yang dipakai pendinginan condenssor Chiller dengan cara melewat air panas pada filamen didalam cooling tower yang dihembus oleh udara sekitar dengan blower yang suhunya lebih rendah.
4. POMPA SIRKULASI.
Ada dua jenis pompa sirkulasi, yaitu :
a. Pompa sirkulasi air dingin ( Chilled Water Pump ) berfungsi mensirkulasikan air dingin dari Chiller ke Koil pendingin AHU / FCU.
b. Pompa Sirkulasi air pendingin ( Condenser Water Pump ).
Pompa ini hanya untuk Chiller jenis Water Cooled dan berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin dari kondensor Chiller ke Cooling Tower dan seterusnya.
SISTEM KERJA Air Conditioner SENTRAL RUANGAN
Pada unit pendingin atau Chiller yang menganut system kompresi uap, komponennya terdiri dari kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator. Pada Chiller biasanya tipe kondensornya adalah water-cooled condenser. Air untuk mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian outputnya didinginkan kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.
Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang didinginkan tidak langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui system pemipaan. Air yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju system penanganan udara (AHU) menuju koil pendingin.
Jika kita perhatikan komponen-komponen apa saja yang ada di dalamnya maka setiap AHU akan memiliki :
1. Filter merupakan penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-partikel lainnya sehingga diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih. Filter ini dibedakan berdasarkan kelas-kelasnya.
2. Centrifugal fan merupakan kipas/blower sentrifugal yang berfungsi untuk mendistribusikan udara melewati ducting menuju ruangan-ruangan.
3. Koil pendingin, merupakan komponen yang berfungsi menurunkan temperatur udara.
Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah menyedot udara dari ruangan (return air) yang kemudian dicampur dengan udara segar dari lingkungan (fresh air) dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan. Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan sentrifugal dan koil pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan temperatur didistribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara (ducting) yang telah dirancang terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh sekalipun bisa terjangkau.
Beberapa kelemahan dari sistem ini adalah jika satu komponen mengalami kerusakan dan sistem Air Conditioner sentral tidak hidup maka semua ruangan tidak akan merasakan udara sejuk. Selain itu jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada termostat di koil pendingin pada komponen AHU.
Dari penjelasan diatas, jelas sistem Air Conditioner Sentral sangat berbeda dengan Air Conditioner Split baik dari segi fungsi maupun dari segi instalasi. Istilah Sistem Air Conditioner Sentral (Central) diperuntukkan untuk instalasi Air Conditioner di satu gedung yang tidak memiliki pengatur suhu sendiri-sendiri (misalnya per ruang). Semua dikontrol di satu titik dan kemudian hawa dinginnya didistribusikan dengan pipa ke ruangan-ruangan. Dengan Air Conditioner Central yang bisa dilakukan cuma mengecilkan dan membesarkan lubang tempat hawa dingin Air Conditioner masuk ke ruang kita. Contoh Air Conditioner Central adalah di mall, gedung mimbar, gedung perkantoran yang luas atau di dalam bis ber-Air Conditioner.
MAINTENANCE Air Conditioner (perawatan Air Conditioner) SENTRAL Ruangan
1. Mempersiapkan perawatan mesin
• Semua proses perawatan dan perbaikan dilaksanakan sesuai prosedur dan SOP yang ditentukan,
• Selalu bersifat koordinatif dengan pimpinan agar menghasilkan pekerjaan seefisien mungkin,
• Jadual perawatan, jadual peralatan dan pemeriksaan spesifikasi alat disiapkan agar efektif sesuai kebutuhan.
• Kelengkapan bahan yang akan dipakai : bahan cairan pembersih, lap pembersih ; bila perlu kompresor udara,diperiksa dan diurutkan sesuai prosedur perawatan.
• Perkakas bongkar pasang dan alat ukur yang diperlukan diperiksa agar dapat bekerja dengan baik dan aman
2. Merawat memperbaiki mesin Air Conditioner Sentral bagian luar
• Perawatan mesin pendingin dilaksanakan sesuai prosedur SOP yang ditentukan
• Gambar denah mesin dibaca dan didiagnosis dengan baik dan teliti
• Debu/kotoran luar dibersihkan dengan cairan pembersih tanpa merusak bahan mesin.
• Filter udara, evaporator dan kondensor dengan kompresor udara hisap dibersihkan setelah diberi disinfectan dan cairan pembersih.
• Deposit yang sulit dan melekat pada dinding penukar kalor dibersihkan dengan cara kimia atau fisis sesuai dengan prosedur yang ditentukan
• Kebocoran pipa diidentifikasi dan segera diperbaiki
• Kesalahan kerja peralatan diidentifikasi dan dicari sumber kesalahan kerja alat tersebut.
• Alat ukur, alat kontrol dan asesori diperiksa dan dilakukan perawatan yang diperlukan.
3. Merawat dan memperbaiki mesin Air Conditioner Sentral sesuai ketentuan
• Sebelum dilakukan pembongkar mesin terlebih dahulu dilakukan pengeluaran refrijeran.
• Bagian dalam mesin dibersihkan dengan metode vakum bagian dalam sesuai prosedur yang Ditentukan
• Katub ekspansi atau pipa kapiler ekspansi dibersihkan dengan kompresor uadara.
• Desican dibersihkan, direkondisi dan dimasang kembali sesuai prosedur yang ditentukan
• Nosel pengkabut refrijerran dibersihkan dan dipasang kembali tanpa merusak alat sesuai ketentuan
• Alat ukuir, alat kontrol, alat pengaman listrik dan asesori lainnya diperiksa, kerusakan diperbaiki dan dipasang kembali sesuai ketentuan
• Peralatan rusak yang tidak mungkin diperbaiki diganti dengan alat baru serta dipasang kembali tanpa adanya kerusakan alat
• Untuk mengganti alat yang rusak sesuai spesifikasinya dilakukan pengadaan barang.
• Dijaga agar refriferan cair dan pelumas tidak masuk kedalam kompresor.
• Kelengkapan pemasangan mesin diperiksa dan dilakukan re-instal untuk meyakinkan bahwa bekerja dengan baik. sistem sudah dapat
• Semua pekerjaan dilaksanakan dengan tidak ada kesalahan berarti dan tidak mengulangi pekerjaan.
• Semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam kontrak kerja
4. Mengevaluasi dan memeriksa hasil perawatan
• Selama pekerjaan berlangsung kualitas hasil pekerjaan selalu diperiksa agar tidak terjadi pengulangan pekerjaan.
• Bila terjadi penyimpangan/masalah harus didiskusikan dengan pimpinan atau seorang ahli yang berwenang sesauai prosedur yang berlaku.
• Semua kejadian perawatan dan perbaikan dicatat dengan teliti dalam buku perawatan mesin bersangkutan dan diperkirakan jadual perawatan selanjutnya.
• Hasil pekerjaan diperiksa dengan seksama di akhir pekerjaan untuk meyakinkan sesuai dengan yang diharapkan
• Dibuat laporan hasil pekerjaan kepada pemberi kerja sesuai dengan tugasnya. (engdept-engdept)
Pengoperasian
Pengoperasian sarana dukung fasilitas radiometalurgi dilakukan terus menerus (sistem shift), yang melibatkan 12 staf yang terbagi dalam 4 shift. Sedangkan pengoperasian sarana dukung fasilitas elemen bakar dilakukan pada jam kerja, diatur secara bergiliran tiap hari ada 2 petugas khusus untuk menangani operasi. Penyelenggaraan pengoperasian sarana penunjang dimanfaatkan untuk memasok system tata udara, energi, air proses / pendingin / gas dan lain– lain untuk laboratorium / perkantoran instalasi radiometalurgi dan elemen bakar experimntal dan spesifikasi suhu, kelengasan udara serta tekanan negatif dan tingkat keradioaktifan yang memenuhi syarat dan diharapkan alat berjalan kontinu, agar laboratorium dapat dipakai untuk melakukan kegitan litbang bahan bakar yang telah ditetapkan. Namun dalam kenyatanya masih saja dihadapkan dengan masalah- masalah yang sangat komplek sehingga kesinambungan beroperasinya peralatan sarana penunjang sulit tercapai. Untuk melaksakan pengoprasian yang berkesinambungan diperlukan komponen/ suku cadang/ bahan- bahan seperti dalam tabel 1 yang dibutuhkan untuk mengganti komponen/ bahan yang telah rusak mendadak atau penambahan bahan yang telah habis.
Perawatan
Perawatan/ perbaikan yang dilakukan dengan metoda analisis (mengidentifikasi) kerusakan, pengajuan suku cadang, pemasangan/ perbaikan peralatan mengikuti prosedur yang berlaku. Dari identifikasi kerusakan diperoleh suku cadang yang keperluan untuk penggantian suku cadang yangrusak, seperti dalam tabel 1. Masalah yang dihadapi dalam menyelenggarakan kegitan perawatan sarana penunjang adalah peralatan yang sudah menua, suku cadang peralatan yang ada sulit diperoleh dipasaran dan harganya mahal dan prediksi kerusakan peralatan sebelumnya sulitdilakukan sehingga kesinambungan beroperasinya peralatan sarana penunjang sulit tercapai. Dari prioritas perbaikan yang telah diajukan yaitu seperti dalam tabel 2, ada dua kegiatan perawatan/ perbaikan yang tidak terlaksana, yaitu perawatan/ perbaikan demin plant dan bioler sehingga keduanya hanya sebatas analisis kerusakan (lampiran 1 dan lampiran 2). Dari analisis kerusakan diperoleh data- data kompenen dan perkiraan prosentasi kerusakan sertserta biaya. Sehingga perawatan / perbaikan demin plant dan boiler ditunda karena sulit mendapat komponen yang sesuai dengan aslinya, dana yang cukup besar dan adanya kerusakan alat lain yang rusak mendadak dan perlu segera diperbaiki secepatnya. Hal ini yang menyebabkan tertundanya perawatan dan perbaikan demin plant dan boiler tersebut. Peralatan yang rusak mendadak adalah genset, chiller, kompresor, air dryer, fcu,cfe, sistem under ground, coling tower, panel glove box, sistem kontrol & ducting CFE-5 dan EF 08, sehingga dana yang awalnya untuk perbaikan demin plant dan boiler dialihkan untuk peralatan tersebut diatas. Untuk itu telah diantisipasi dengan peralatan rangkap (redundansi) dan pemakaian sumber tenaga cadangan. Namun demikian masih sering terjadi hal–hal yang tidak diinginkan. Dalam hal yang diperkirakan mengalami keruskan diantaranya lampu, beltdan bearing, serta penambahan freon dan oli.Metode tersebut diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang terkait, sehingga sarana penunjang dapat beroperasi secara kontinu dan mendukung kegiatan litbang di laboratorium radiometalurgi dan elemen bakar experimental secara baik dan aman.
TROUBLE SHOOTING CILLER
Permasalahan yang biasa terjadi:
• Pelarutan “lye” (senyawa alkali dari sisa–sisa pembuatan tangki beton baru) Lye dapat menaikkan pH dan hardness air dingin. PH lebih dari 9 akan menaikkan dan mempercepat korosi pada bahan berdasar copper dan menyebabkan terbentuknya kerak hardness di pipa AHU/FCU. Pengendapan kerak atau lumpur halus juga bisa menimbulkan korosi di bawah kerak.
• Kontaminasi Air di Heat Accumulation Tank oleh air bawah tanah. Hal ini disebabkan oleh retaknya beton atau tembok pembangun tangki. Kontaminasi air laut akan menaikkan konsentrasi ion klorida, kemudian mempercepat terjadinya pitting corrosion pada pipa-pipa FCU/AHU. Kontaminasi bahan-bahan organic akan mempercepat pertumbuhan mikroorganisme, kemudian terbentuk slime yang secara biologi mempercepat korosi.
• Terbentuknya lapisan film Copper Oxide di permukaan pipa-pipa FCU/AHU. Proses pembuatan pipa-pipa FCU/AHU seperti welding, tube expansion, degresing, dsb, membentuk lapisan CuO yang tidak seragam (non-uniform) pada permukaan pipa. Saat film oksida kontak dengan air, bagian yang kurang sempurna akan bertindak sebagai anoda, sedangkan bagian di sekelilingnya sebagai katoda, kemudian korosi local terjadi di anoda, dan menyebabkan kebocoran pipa.
Penanganan masalah
• Pencegahan korosi & kerak secara umum
Waktu tinggal air di dalam system chilled water sangat lama, sehingga diperlukan corrosion & scale inhibitor yang dapat memberikan performa kerja dengan stabilitas tinggi (tidak mudah terdekomposisi).
Chemical base yang biasa dipakai adalah :
– polyphosphate-zinc polymer base
– phosphonate-zinc polymer base
• Pitting corrosion inhibitor untuk copper & copper alloy Reaksi korosi pada copper terjadi ketika potensial copper melebihi potensial dari daerah yang mengalami pitting corrosion (150 mV). Kehadiran film copper oxide dan biofouling pada permukaan pipa menaikkan potensial korosi copper sehingga lebih tinggi dari potensial pitting. Untuk mencegah hal ini, maka potensial korosi harus dijaga lebih rendah dari potensial pitting, dengan mencegah terbentuknya fouling (pengotor) di permukaan pipa.
• Penggantian air Heat accumulation Tank yang telah terkontaminasi “Lye”
Pembersihan & pengurasan Heat Accumulation Tank secara periodic. Produk korosi, sisa-sisa beton, flok mikroorganisme, terakumulasi dan membentuk sludge di dasar tangki. Sedimen ini dapat tersirkulasi di dalam system dan mengendap di pipa-pipa, dan korosi pun mulai terjadi.
Water Quality Control Limits
Closed Water Re-circulating System
with Heat Accumulation Tank
under Polyphosphate-zinc polymer base Treatment.
• PH (25o C) 6.5 – 8.5
• Electrical Conductivity (mS/cm) Below 2,000
• Calcium Hardness (ppm CaCO3) Below 120
• Chloride + Sulphate ion (ppm Cl- + SO42-) Below 500
PERAWATAN AHU
1. Perawatan AHU dibagi 2 section :
2. Perawatan 2 (dua) bulanan dan 6 (enam) bulanan
1) Perawatan 2 (dua) bulanan meliputi:
– Ganti atau cuci Filter Udara
– Periksa stop valve in dan out
– Periksa Thermostat ON dan OFF
– Periksa V-belt, bearing blower dan mounting motor
– Periksa panel power listrik Periksa tegangan dan Ampere motor (sesuai name plate)
– Periksa water pressure gauge (in, out dan fungsi/fisik )
– Periksa temperatur air (in, out dan Fungsi/fisik)
– Periksa Strainer air
Ø Prosedur pembersihan dan panggantian filter
– Matikan power listrik dan beri tanda pada panel power bahwa unit sedang dalam perbaikan.
– Buka pintu panel sisi filter
– Lepaskan filter dari relnya
– Cuci filter dengan deterjen, bila kondisi jelek ganti dengan yang baru
– Keringkan dan pasang kembali pada relnya
– Tutup pintu panel dan nyalakan power listrik
– operasikan AHU
2) Perawatan 6 bulanan meliputi :
Perawatan 6 bulanan termasuk perawatan 2 bulanan diatas ditambah dengan servis coil/fin AHU, Cleaning bower fan dan pemberian grease pada bearing motor dan blower AHU
Ø Prosedur Cleaning coil
– Matikan power listrik (beri tanda bahwa AHU sedang dalam perbaikan)
– Lepas filter seperti perawatan filter
– Buka pintu panel sisi motor
– Bungkus motor dengan plastik
– Semprot coil dengan air bertekanan,bila perlu gunakan chemical.
– Untuk menghindari air semprot coil meluap dari bak drain gunakan vacuum multi fungsi ( wet & dry )
– Pasang filter, buka bungkus motor pastikan terminal box motor tidak ada air
– Tutup pintu AHU dan operasikan
Ø Prosedur Cleaning Blower
– Matikan power listrik
– Buka pintu panel sisi motor
– Sirip blower dilap dengan kain basah lakukan dengan hati – hati.
– Lap juga rumahnya
– Tutup pintu, AHU dapat dioperasikan
Ø Prosedur Pemeriksaan dan perbaikan Strainer
– Periksa tekanan air pada pressure gauge, bila tidak ada perbedaan tekanan berarti strainer sudah buntu.
– Tutup valve in dan out.
– Tutup valve pressure gauge lalu pressure gauge dilepas (perhatikan jarum pressure bila jarum tidak turun, pressure gauge jangan di lepas lakukan dengan hati – hati, dilepas satu unit saja)
– Buka valve pressure gauge yang telah dilepas secara perlahan tampung air dengan ember.
– Perhatikan jarum pressure gauge yang terpasang bila jarum tidak turun sampai batas nol berarti ada valve yang belum tertutup rapat.
– Bila jarum pressure gauge dapat sampai nol strainer sudah dapat dibuka .
– Bersihkan saringan dengan sikat kawat lalu pasang kembali .
– Pastikan strainer sudah terpasang dengan baik, buka valve supplay secara perlahan sambil
dilakukan pembuangan udara melalui valve pressure.
– Tutup valve pressure, pasang pressure gauge.
– Buka kembali semua valve yang tertutup dan operasikan AHU
Ø Prosedur Pemeriksaan V-belt dan
aligment motor pemeriksaan V-belt dan aligment motor dilakukan secara berkala menurut shcedule yang telah ditetapkan untuk menghindari kerusakan dan memperpanjang umur bearing motor, blower maupun fan belt, pemasangan V-belt tidak boleh terlalu kendor atau kencang.
– Periksa aligment motor dengan blower.
Posisi pulley motor dengan pulley fan blower harus lurus pararel/sejajar dan pusat dari permukaan puli harus bertepatan. Bila pusat poros tidak bertepatan sabuk akan terlepas dan mudah rusak dan bearing akan rusak. cara setting nya adalah dengan menggunakan benang atau penggaris motor dan blower dan periksa kelurusannya. Bila tidak lurus/sejajar, keendurkan baut pada kaki motor dan setel posisi motor agar sejajar dengan posisi blower, bila posisi sudah sejajar kencangkan kembali bautnya.
– Periksa V-belt
Periksa kekencangan belt (kelenturan) dengan menggunakan alat belt tensioner. Bila belt terlalu kendor atur penegangan dengan sekrup/baut pengatur pada dudukan motor
SISTEM KERJA AC SENTRAL RUANGAN
Pada unit pendingin atau Chiller yang menganut system kompresi uap, komponennya terdiri dari kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator. Pada Chiller biasanya tipe kondensornya adalah water-cooled condenser. Air untuk mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian outputnya didinginkan kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.
Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang didinginkan tidak langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui system pemipaan. Air yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju system penanganan udara (AHU) menuju koil pendingin.
Jika kita perhatikan komponen-komponen apa saja yang ada di dalamnya maka setiap AHU akan memiliki :
1. Filter merupakan penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-partikel lainnya sehingga diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih. Filter ini dibedakan berdasarkan kelas-kelasnya.
2. Centrifugal fan merupakan kipas/blower sentrifugal yang berfungsi untuk mendistribusikan udara melewati ducting menuju ruangan-ruangan.
3. Koil pendingin, merupakan komponen yang berfungsi menurunkan temperatur udara.
Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah menyedot udara dari ruangan (return air) yang kemudian dicampur dengan udara segar dari lingkungan (fresh air) dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan. Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan sentrifugal dan koil pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan temperatur didistribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara (ducting) yang telah dirancang terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh sekalipun bisa terjangkau.
Beberapa kelemahan dari sistem ini adalah jika satu komponen mengalami kerusakan dan sistem AC sentral tidak hidup maka semua ruangan tidak akan merasakan udara sejuk. Selain itu jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada termostat di koil pendingin pada komponen AHU. (source : ccitonline)
Jadi………
Dari penjelasan diatas, jelas sistem AC Sentral sangat berbeda dengan AC Split baik dari segi fungsi maupun dari segi instalasi. Istilah Sistem AC Sentral (Central) diperuntukkan untuk instalasi AC di satu gedung yang tidak memiliki pengatur suhu sendiri-sendiri (misalnya per ruang). Semua dikontrol di satu titik dan kemudian hawa dinginnya didistribusikan dengan pipa ke ruangan-ruangan. Dengan AC Central yang bisa dilakukan cuma mengecilkan dan membesarkan lubang tempat hawa dingin AC masuk ke ruang kita. Contoh AC Central adalah di mall, gedung mimbar, gedung perkantoran yang luas atau di dalam bis ber-AC.
MAINTENANCE AC (perawatan AC) SENTRAL Ruangan
1. Mempersiapkan perawatan mesin
1.1. Semua proses perawatan dan perbaikan dilaksanakan sesuai prosedur dan SOP yang ditentukan,
1.2. Selalu bersifat koordinatif dengan pimpinan agar menghasilkan pekerjaan seefisien mungkin,
1.3. Jadual perawatan, jadual peralatan dan pemeriksaan spesifikasi alat disiapkan agar efektif sesuai kebutuhan.
1.4. Kelengkapan bahan yang akan dipakai : bahan cairan pembersih, lap pembersih ; bila perlu kompresor udara,diperiksa dan diurutkan sesuai prosedur perawatan.
1.5. Perkakas bongkar pasang dan alat ukur yang diperlukan diperiksa agar dapat bekerja dengan baik dan aman
2. Merawat memperbaiki mesin AC Sentral bagian luar
2.1. Perawatan mesin pendingin dilaksanakan sesuai prosedur SOP yang ditentukan
2.2. Gambar denah mesin dibaca dan didiagnosis dengan baik dan teliti
2.3. Debu/kotoran luar dibersihkan dengan cairan pembersih tanpa merusak bahan mesin.
2.4.Filter udara, evaporator dan kondensor dengan kompresor udara hisap
dibersihkan setelah diberi disinfectan dan cairan pembersih.
2.5. Deposit yang sulit dan melekat pada dinding penukar kalor dibersihkan dengan cara kimia atau fisis sesuai dengan prosedur yang ditentukan
2.6. Kebocoran pipa diidentifikasi dan segera diperbaiki
2.7. Kesalahan kerja peralatan diidentifikasi dan dicari sumber kesalahan kerja alat tersebut.
2.8. Alat ukur, alat kontrol dan asesori diperiksa dan dilakukan perawatan yang diperlukan.
3. Merawat dan memperbaiki mesin AC Sentral sesuai ketentuan
3.1. Sebelum dilakukan pembongkar mesin terlebih dahulu dilakukan pengeluaran refrijeran.
3.2. Bagian dalam mesin dibersihkan dengan metode vakum bagian dalam sesuai prosedur yang Ditentukan
3.3. Katub ekspansi atau pipa kapiler ekspansi dibersihkan dengan kompresor uadara.
3.4. Desican dibersihkan, direkondisi dan dimasang kembali sesuai prosedur yang ditentukan
3.5. Nosel pengkabut refrijerran dibersihkan dan dipasang kembali tanpa merusak alat sesuai ketentuan
3.6. Alat ukuir, alat kontrol, alat pengaman listrik dan asesori lainnya diperiksa, kerusakan diperbaiki dan dipasang kembali sesuai ketentuan
3.7. Peralatan rusak yang tidak mungkin diperbaiki diganti dengan alat baru serta dipasang kembali tanpa adanya kerusakan alat
3.8. Untuk mengganti alat yang rusak sesuai spesifikasinya dilakukan pengadaan barang.
3.9. Dijaga agar refriferan cair dan pelumas tidak masuk kedalam kompresor.
3.10. Kelengkapan pemasangan mesin diperiksa dan dilakukan re-instal untuk meyakinkan bahwa bekerja dengan baik. sistem sudah dapat
3.11. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan tidak ada kesalahan berarti dan tidak mengulangi pekerjaan.
3.12. Semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam kontrak kerja
4. Mengevaluasi dan memeriksa hasil perawatan
4.1. Selama pekerjaan berlangsung kualitas hasil pekerjaan selalu diperiksa agar tidak terjadi pengulangan pekerjaan.
4.2. Bila terjadi penyimpangan/masalah harus didiskusikan dengan pimpinan atau seorang ahli yang berwenang sesauai prosedur yang berlaku.
4.3. Semua kejadian perawatan dan perbaikan dicatat dengan teliti dalam buku perawatan mesin bersangkutan dan diperkirakan jadual perawatan selanjutnya.
4.4. Hasil pekerjaan diperiksa dengan seksama di akhir pekerjaan untuk meyakinkan sesuai dengan yang diharapkan
4.5. Dibuat laporan hasil pekerjaan kepada pemberi kerja sesuai dengan tugasnya. (engdept-engdept)
Unit Pendingin ( Chiller )
Pada unit pendingin atau chiller yang menganut system kompresi uap, komponennya terdiri dari kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator. Pada chiller biasanya tipe kondensornya adalah water-cooled condenser. Air untuk mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian outputnya didinginkan kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.
Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang didinginkan tidak langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui system pemipaan. Air yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju system penanganan udara (AHU) menuju koil pendingin.
AHU ( Air Handling Unit )
Air yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju system penanganan udara (AHU) menuju koil pendingin . Jika kita perhatikan komponen-komponen apa saja yang ada di dalamnya maka setiap AHU akan memiliki :
Filter merupakan penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-partikel lainnya sehingga diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih. Filter ini dibedakan berdasarkan kelas-kelasnya.
Centrifugal fan merupakan kipas/blower sentrifugal yang berfungsi untuk mendistribusikan udara melewati ducting menuju ruangan-ruangan.
Koil pendingin, merupakan komponen yang berfungsi menurunkan temperatur udara.
Gambar AHU (Air Handling Unit )
Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah menyedot udara dari ruangan (return air) yang kemudian dicampur dengan udara segar dari lingkungan (fresh air) dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan. Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan sentrifugal dan koil pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan temperature didistribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara (ducting) yang telah dirancang terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh sekalipun bisa terjangkau.
Beberapa kelemahan dari sistem ini adalah jika satu komponen mengalami kerusakan dan sistem AC sentral tidak hidup maka semua ruangan tidak akan merasakan udara sejuk. Selain itu jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada termostat di koil pendingin pada komponen AHU.
Cooling Tower
Salah satu komponen utama pada AC sentral selain chiller, AHU, dan ducting adalah cooling tower atau menara pendingin. Fungsi utamanya sebagai alat untuk mendinginkan air panas dari kondensor dengan cara dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa menggunakan fan/kipas.Konstruksi cooling tower terdiri dari system pemipaan dengan banyak nozzle,fan/blower,bakpenampung,casing, ds.
Proses yang terjadi pada chiller atau unit pendingin untuk system AC sentral dengan system kompresi uap terdiri dari proses kompresi, kondensasi, ekspansi dan evaporasi. Proses ini terjadi dalam satu siklus tertutup yang menggunakan fluida kerja berupa refrigerant yang mengalir dalam system pemipaan yang terhubung dari satu komponen ke komponen lainnya. Kondensor pada chiller biasanya berbentuk water-cooled condenser yang menggunakan air untuk proses pendinginan refrigeran. Secara umum bentuk konstruksinya berupa shell & tube dimana air mengalir memasuki shell/ tabung dan uap refrigeran superheat mengalir dalam pipa yang berada di dalam tabung sehingga terjadi proses pertukaran kalor. Uap refrigeran superheat berubah fasa menjadi cair yang memiliki tekanan tinggi mengalir menuju alat ekspansi, sementara air yang keluar memiliki temperatur yang lebih tinggi. Karena air ini akan digunakan lagi untuk proses pendinginan kondensor maka tentu saja temperaturnya harus diturunkan kembali atau didinginkan pada cooling tower. Langkah pertama adalah memompa air panas tersebut menuju cooling tower melewati system pemipaan yang pada ujungnya memiliki banyak nozzle untuk tahap spraying atau semburan. Air panas yang keluar dari nozzle secara langsung sementara itu udara atmosfer dialirkan melalui atau berlawanan dengan arah jatuhnya air panas karena pengaruh.fan/blower yang terpasang pada cooling tower. Untuk mengungkapkan 1 kg air diperlukan kira-kira 600 kcl dengan mengeluarkan kalor laten, dengan mengungkapkan sebagian dari air maka bagian besar dari air pendingin dapat didinginkan, jdi misalnya 1 % dari air dapat di uapkan , air dapat diturunkan temperaturnya sebanyak 6o Cdengan menara pendingin. Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu kondensasinya sangat rendah mendekati suhu wet-bulb udara. Air yang sudah mengalami penurunan temperature ditampung dalam bak/basin untuk kemudian dipompa kembali menuju kondensor yang berada di dalam chiller. Pada cooling tower juga dipasang katup make up water yang dihubungkan ke sumber air terdekat untuk menambah kapasitas air pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporative cooling tersebut.
Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam “range” dan “approach”, dimana range adalah penurunan suhu air yang melewati cooling tower dan approach adalah selisih antara udara suhu udara wet-bulb dan suhu air yang keluar. Perpindahan kalor yang terjadi pada cooling tower berlangsung dari air ke udara tak jenuh. Ada dua penyebab terjadinya perpindahan kalor yaitu perbedaan suhu dan perbedaan tekanan parsial antara air dan udara. Suhu pengembunan yang rendah pada cooling tower membuat sistem ini lebih hemat energi jika digunakan untuk system refrigerasi pada skala besar seperti chiller. Salah satu kekurangannya adalah bahwa sistem ini tidak praktis karena jarak yang jauh antara chiller dan cooling tower sehingga memerlukan system pemipaan yang relative panjang. Selain itu juga biaya perawatan cooling tower cukup tinggi dibandingkan system lainnya.
Persyaratan Bagi Menara Pendingin ( Cooling Tower )
Kondisi nominal dari menara pendingin
Kapasitas menara pendingin 1 ton refrigrasi di standarisasikan menurut The Jap Anese Cooling tower Industry Association, sebagai berikut :
1 ton refrigrasi 390 kcal/jam pada kondisi :
temperature bola basah 27o C
temperature air masuk 37o C
temperature air keluar 32o C
Vlomue aliran air 13 liter/menit.
Harga standartersebut diatas menentukan prestasi menara pendingin.
Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Ac Sentral
Kelebihan :
Kebisingan dan getaran mesin pendingin hamper tidak mempengaruhi ruangan
Perbaikan dan pemeliharaan lebih mudah
Seluruh beban pendingin semua ruangan dalam bangunan dapat dilayani oleh satu system ( unit ) saja.
Kelembapan udara dapat diatur
Kekurangan :
Harga mula cukup tinggi
Biaya operasional yang cukup mahal
Unit sentral tidak dapat dipakai untuk rumah sakit, karena kuman- kuman dari ruangan untuk penderita penyakit menular ( melalui saluran udara balik ) dapat disebarkan ke ruangan – ruangan lain.
Jika satu komponen mengalami kerusakan dan sistem AC sentral tidak hidup
Jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada termostat di koil pendingin pada komponen AHU
( Service AC Central Ciputat, Service AC Central BSD Serpong, Service AC Central Pamulang, Service AC Central Bintaro )
Sistim Air Udara
Ciri-ciri Sistim Air Udara
Dalam sistim air udara, unit koil kipas udara atau unit induksi dipasang didalam ruagan yang akan dikondisikan. Air dingin dialirkan kedalam unit tersebut, sedangkan udara ruangan dialirkan melalui unit tersebut sehingga menjadi dingin. Selanjutnya udara tersebut bersirkulasi didalam ruangan. Demikian pula untuk keperluan ventilasi, udara luar yang telah didinginkan dan dikeringkan atau udara luar yang telah dipanaskan dan dilembabkan dialirkan dari mesin pengolah udara jenis sentral keruangan yang akan di kondisikan.
Oleh karena berat jenis dan kalor spesifik air lebih besar dari pada udara, maka baik daya yang diperlukan untuk mengalirkan maupun ukuran pipa yang diperlukan untuk memindahkan kalor yang sama adalah lebih kecil. Dengan demikian, untuk mengatasi beban kalor dari ruangan yang akan di kondisikan, banyaknya udara yang mengalir dari mesin pengolah udara jenis sentral adalah lebih kecil. Disamping itu, ukuran mesin pengolah udara maupun daya yang diperlukan adalah lebih kecil jika dibandingkan dengan yang diperlukan oleh sistim udara penuh.
Unit Koil Kipas Udara dan Unit Induksi
Unit ini dinamakan unit terminal dan dipasang didalam ruangan. Semua unit tersebut merupakan bagian dari sistim penghantar udara yang berfungsi sama. Didalam unit tersebut Koil udara ditempatkan didalam kabinet kecil, dimana dialirkan air dingin. Pada unit koil kipas udara, udara dialirkan oleh kipas udara yang dipasang didalam unit tersebut. Pada unit induksi, udara primer berkecepatan tinggi di alirkan melalui beberapa nosel. Selanjutnya dengan efek induksi secara primer, udara ruangan terisap masuk kedalam unit dan didinginkanoleh koil udara, kemudian disirkulasikan kembali kedalam ruangan.Mungkin dari teman-teman punya penggalaman yang lain dan mempunyai cara yang lain untuk mengatasinya, bisa teman-teman tambahkan melalui kolom komentar di bawah.
ISTEM – PERAWATAN AIR CONDITIONER SENTRAL RUANGAN
Sistem Air Conditioner Sentral (Central) merupakan suatu sistem Air Conditioner dimana proses pendinginan udara terpusat pada satu lokasi yang kemudian didistribusikan/dialirkan ke semua arah atau lokasi (satu Outdoor dengan beberapa indoor). Sistem ini memiliki beberapa komponen utama yaitu unit pendingin atau Chiller, Unit pengatur udara atau Air Handling Unit (AHU), Cooling Tower, system pemipaan, system saluran udara atau ducting dan system control & kelistrikan. Berikut adalah komponen, cara kerja Air Conditioner Ruangan Sentral, dan Preventif Maintenance Air Conditioner Sentral Ruangan.
Komponen Air Conditioner Sentral Ruangan
JENIS SISTEM PENGKONDISIAN UDARA
Tujuan pengkondisian udara adalah untuk mendapatkan kenyamanan bagi penghuni yang berada didalam ruangan. Kondisi udara yang dirasakan nyaman oleh tubuh manusia adalah berkisar antara lain
Suhu dan kelembaban : 200C hingga 260C, 45% hingga 55%
Kecepatan udara : 0.25 m/s
Ada beberapa system pengkondisian udara yang dapat dilakukan, yaitu :
Sistim ekspansi langsung
Dengan sistim ini, pendinginan secara langsung dilakukan oleh refrigerant yang diekspansikan melalui koil pendingin, sedangkan udara disirkulasikan dengan cara menghembuskannya dengan menggunakan blower / fan melintasi koil pendingin tersebut. Sistim ini biasanya dipergunakan untuk beban pendinginan udara yang tidak terlalu besar seperti keperluan ruangan di rumah
Sistim Pengkondisian Udara secara Sentral
Secara singkat sistim Central Air Conditioning System ( Sistim Pengkondisian Udara secara sentral ), yang biasa di rancang pada bangunan dapat di jelaskan sebagai berikut : Unit pendingin utama di gunakan 2 unit Water Cooled Water Chiller dimana satu unit beroperasi dan satu unit sebagai cadangan, unit Chiller beroperasi dengan menggunakan “Primary Refrigerant” berupa refrigerant R123 pada unit Chiller & R 134A pada unit purging yang sudah ramah lingkungan, nantinya akan mendinginkan “Secondary Refrigerant” berupa air, dimana air yang sudah didinginkan ini di sirkulasikan oleh Chilled Water Pump ke AHU dan FCU di LQB.
Pada unit AHU air dingin akan mengkondisikan / mendinginkan udara segar dari luar gedung sehingga mencapai temperature dan kelembaban yang cukup dan untuk selanjutnya di distribusikan ke koridor – koridor di ruangan setiap lantainya dan kamar- kamar pada masing-masing lantai. Pada setiap lantai akan ditangani oleh 2 unit AHU yang memiliki kapasitas pendinginan yang sama, begitu pula dengan 2 lantai diatasnya memiliki masing-masing 2 unit AHU yang memiliki kapasitas pendinginan yang sama dengan lantai dasar. Sedangkan proses pertukaran kalor yang terjadi di masing-masing kamar akan ditangani oleh Fan Coil Unit yang telah mendapatkan distribusi udara segar yang telah didinginkan oleh AHU sehingga kerja FCU tidak terlalu berat. Dikarenakan lantai dasar, satu dan lantai dua memiliki kapasaitas pendinginan yang sama dan jenis bangunana yang sama pula, maka perhitungan luasan sistim ducting akan diwakilkan di salah satu lantai, yaitu lantai dasar.
Water Cooled Water Chiller
Unit Chiller yang digunakan pada sistim ini merupakan jenis Water Cooled Water Chiller dengan menggunakan kompresor jenis sentrifugal 3 tahap / 3 stage centrifugal compressor ( Kompresor sentrifugal 3 tingkat ), yang diproduksi oleh salah satu pabrikan unit AC yang cukup terkenal yaitu Trane Company. Unit ini berkapasitas 320 Ton Refrigerant / 320 TR, dengan menggunakan sistim negative pressure, dimana jika terjadi kebocoran pada unit Chiller maka refrigerant yang terdapat didalamnya tidak akan terbuangan ke udara, melainkan udara luar yang akan masuk kedalam sistim. Didalam sistim Chiller sendiri terdapat satu unit pembuang udara yang masuk saat terjadi kebocoran tadi yang dinamakan Purging Unit. cara kerja purging seperti ini : saat Chiller mengalami kebocoran, maka udara luar akan masuk kedalam sistim chiller sehingga refrigerant atau freon akan bercampur dengan udara luar yang mengandung uap air, sensor pada purging unit akan membaca perbedaan tekanan pada sistim dan kelembaban refrigerant pada sistim sehingga akan mengaktifkan purging unit tersebut.
Saat purging unit bekerja, Chiller tetap beroperasi sebagaimana mestinya tanpa terganggu. Udara yang terhisap masuk kedalam sistim akan di tekan keluar oleh purging unit, sehingga tekanan pada sistim mengalami kondisi stabil barulah unit Chiller dapat di perbaiki. Untuk media pendingin yang digunakan oleh unit Chiller yaitu refrigerant jenis R 123 dan untuk Purging unit berjenis R 134 A, kedua sudah ramah lingkungan.
Chilled Water & Condenser Water Pump
Guna keperluan mensirkulasikan air yang sudah didinginkan oleh unit Chiller ke AHU maupun air yang mendinginkan unit condenser di Chiller ke Cooling Tower, maka di gunakan masing-masing sistim satu paket Pompa sirkulasi air dingin dan Pompa sirkulasi air pendingin. Jenis kedua pompa ini adalah sama, yaitu digunakan jenis End Suction Centrifugal Pump dengan tekanan kerja pompa adalah 10 kg/cm2.
Pada sistim ini, sistim Chilled Water atau air yang didinginkan menggunakan 2 buah pompa yang beroperasi sekaligus, hal ini dirancang agar umur pompa dapat lebih lama mengingat jarak antara ruang pompa dan lokasi hotel cukup jauh. Sedangkan untuk sistim air pendinginan hanya di gunakan satu buah pompa sirkulasi, mengingat jarak ruang pompa dan unit Cooling Tower cukup dekat.
Cooling Tower Unit
Unit ini berfungsi sebagai pendingin unit condenser pada unit Chiller dengan media yang digunakan adalah air, dimana sistim kerja Cooling Tower dapat di jelaskan sebagai berikut : condenser di unit Chiller akan memiliki temperature dan tekanan yang tinggi akibat tekanan kerja dari Kompresor, sehingga diperlukan media pendingin untuk merubah fase refrigerant di condenser tersebut, untuk itu dibuat suatu sistim pendinginan dengan menggunakan media air yang disirkulasikan oleh pompa ke unit Cooling Tower, dimana air yang disirkulasikan tersebut akan membawa kalor dari condenser untuk kemudian di lepaskan kalornya ke udara di Cooling Tower, sehingga air akan mengalami penurunan temperature dan kembali disirkulasikan kembali ke unit condenser.Unit Cooling
Tower sendiri terdiri dari : satu unit casing Cooling Tower, Motor Blower, Basin dan Water Filler atau jika diartikan menjadi sirip – sirip pendingin air.
Air Handling Unit dan Fan Coil Unit
Baik Air Handling Unit maupun Fan Coil Unit memiliki kesamaan fungsi, Air Handiling unit di fokuskan untuk menangani kapasitas pendinginan yang lebih besar sedangkan Fan Coil Unit di fokuskan untuk kapasitas pendinginan yang lebih kecil, dalam sistim ini AHU di gunakan untuk mengkondisikan fresh air (udara segar) dari udara luar yang akan di distribusikan sebagai tambahan udara segar untuk FCU dan kamar juga sebagai distribusi suplai udara dingin guna keperluan koridor di masing-masing lantai.
Komponen – komponen dari AHU maupun FCU sebernanya cukup sederhana yang terdiri dari : Casing, Koil, Filter Udara dan Motor Blower.
Penggolongan Sistim Pengkondisian Udara
Jenis yang mendasari adalah sistim pengkondisian udara sentral. Untuk menjamin pengaturan pengkondisian udara ruangan yang di teliti, maka sesuai dengan kemajuan teknik pengkondisian udara yang telah dicapai sampai pada saat ini, dapat dikembangkan beberapa sistim. Hal tersebut terutama menyangkut perkembangan elemen pendinginnya.
Jenis – jenis sistim penghantar udara adalah sebagai berikut :
1. Sistim Udara Penuh
2. Sistim Saluran Tunggal
Sistim ini merupakan sistim penghantar udara yang paling banyak dipergunakan. campuran udara ruangan didinginkan dan dilembabkan, kemudian dialirkan kembali kedalam ruangan melalui saluran udara.
Keuntungan dari sistim ini adalah :
Sederhana, mudah perancangannya, pemasangan, pemakaian dan perawatannnya.
Biaya awal lebih rendah dan murah.
Kerugian dari sistim ini adalah :
Saluran utama berukuran besar, sehingga memerlukan tempat yang lebih besar.
Kesulitan dalam mengatur temperature dan kelembaban dari ruangan yang sedang dikondisikan, karena beban kalor dari ruangan yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Pada dasarnya sistim pengaturan untuk sistim saluran tunggal menyangkut pengaturan temperature udara melalui bagian-bagian utama dari saluran. Dalam hal tersebut, laju aliran air dingin, laju aliran air panas atau uap ke koil udara, diatur sedemikian rupa sehingga temperature udara dapat diubah. Sistim ini dinamakan sistim volume konstan temperature variable, yang sudah banyak dipergunakan dalam sistim penghantar udara.
Dalam keadaan dimana beban kalor dari beberapa ruangan yang akan dilayani ini berbeda-beda, boleh dikatakan tidak mungkin mempertahankan udara ruangan pada suatu temperature tertentu, kecuali bagi beberapa ruangan utama saja. Jadi masalah tersebut dapat dipecahkan dengan melayani ruangan dengan beban kalor yang sama oleh satu pengolah udara secara sentral.
Sistim saluran udara tunggal yang lain adalah sistim pemanasan ulang, dimana udara segar yang mengalir didalam saluran utama tersebut dapat dipertahankan konstan, pada temperature yang rendah. Kemudian udara tersebut masuk kedalam ruangan melalui alat pemanas yang dipasang pada saluran- saluran cabang masing-masing. Pemanas tersebut memanaskan udara dan diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh temperature udara tang sesuai dengan temperature udara ruangan yang di inginkan. Sistim ini dinamakan sistim pemanasaan ulang terminal dan banyak digunakan untuk melayani beberapa ruangan pribadi yang ada didalam gedung perkantoran umum.
Ada pula sistim saluran tunggal yang bekerja dengan volume variable dimana jumlah aliran udara dapat diubah sesuai dengan beban kalornya, jadi, volume aliran udara akan berkurang dengan turunnya beban kalor dari ruangan yang harus dilayani.pengaturab volume aliran udara dilakukan dengan mengatur posisi damper atau dengan unit volume variable damper. Ada beberapa macam unit volume variable damper. Salash satu diantaranya seperti gambar dibawah ini
Pada hal tersebut terakhir terdapat dua saluran; satu saluran menyalurkan jumlah udara yang minimal diperlukan, sedangkan saluran lainnya menyalurkan jumlah udara sesuai dengan pembukaan katup udara yang diatur oleh thermostat. Pemasukan udara diatur oleh tekanan udara yang bekerja pada tirai dari alat pengatur volume konstan dan gaya pegas. Pemasukan udara minimum harus diatur supaya distribusi udara didalam ruangan dapat berlangsung sebaik-baiknya, dengan jumlah ventilasi udara yang minimal. Jumlah udara masuk akan berkurang dengan turunnya beban kalor, sehingga apabila jumlah udara masuk menjadi lebih kecil daripada jumlah udara masuk yang minimal, maka temperature udara masuk akan berubah.
Dalam sistim volume variable, putaran atau sudu isap dari kipas udara dapat diatus sesuai dengan perubahan pemasukan udara yang diinginkan. Sistim pengaturan kipas udara tersebut diatas memungkinkan penghematan daya listrik yang diperlukan untuk menggerakan kipas udara pada beban parsial.
Sistim Dua Saluran
Selain sistim saluran tunggal, terdapat pula sistim dua saluran yang dapat menutupi kekurangan daru sistim saluran tunggal. Sistim ini kebanyakan digunakan di gedung-gedung besar, dalam hal tersebut udara panas dan udara dingin dihasilkan secara terpisah oleh mesin penyegar udara yang bersangkutan. Kedua jenis udara itupun disalurkan melalui saluran yang terpisah satu sama lain. Tetapi kemudian dicampur sedemikian rupa sehingga tercapai tingkat keadaan yang sesuai dengan beban kalor dari ruangan yang akan disegarkan. Sesudah itu disalurkan kedalam ruangan yang bersangkutan. Sistim ini dinamakan sistim dua saluran.
Dalam sistim ini, alat yang diperlukan untuk mencampur udara panas dan udara dingin dalam perbandingan jumlah aliran yang ditetapkan untuk memperoleh kondisi akhir yang diinginkan, dinamai alat pencampur. Sistim dua saluran dapat memberikan hasil pengaturan yang lebih teliti. Tetapi memerlukan lebih banyak energi kalor dan lebih tinggi harga awalnya. Ada dua jenis sistim dua saluran, yaitu sistim volume konstan dan sistim volume variabel.
Jenis Pendingin Central
1.Chiller (unit pendingin).
Chiller adalah mesin refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan air pada sisi evaporatornya. Air dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan ke mesin penukar kalor ( FCU / Fan Coil Unit ).
Jenis Chiller didasarkan pada jenis kompressornya :
a. Reciprocating
b. Screw
c. Centrifugal
Jenis Chiller didasarkan pada jenis cara pendinginan kondensornya :
a. Air Cooler
b. Water Cooler
2. AHU (Air Handling Unit)/Unit Penanganan Udara
AHU Adalah suatu mesin penukar kalor, dimana udara panas dari ruangan dihembuskan melewati coil pendingin didalam AHU sehingga menjadi udara dingin yang selanjutnya didistribusikan ke ruangan.
3. COOLING TOWER ( khusus untuk Chiller jenis Water Cooler ).
Adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mendinginkan air yang dipakai pendinginan condenssor Chiller dengan cara melewat air panas pada filamen didalam cooling tower yang dihembus oleh udara sekitar dengan blower yang suhunya lebih rendah.
4. POMPA SIRKULASI.
Ada dua jenis pompa sirkulasi, yaitu :
a. Pompa sirkulasi air dingin ( Chilled Water Pump ) berfungsi mensirkulasikan air dingin dari Chiller ke Koil pendingin AHU / FCU.
b. Pompa Sirkulasi air pendingin ( Condenser Water Pump ).
Pompa ini hanya untuk Chiller jenis Water Cooled dan berfungsi untuk mensirkulasikan air pendingin dari kondensor Chiller ke Cooling Tower dan seterusnya.
SISTEM KERJA Air Conditioner SENTRAL RUANGAN
Pada unit pendingin atau Chiller yang menganut system kompresi uap, komponennya terdiri dari kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator. Pada Chiller biasanya tipe kondensornya adalah water-cooled condenser. Air untuk mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian outputnya didinginkan kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.
Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang didinginkan tidak langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui system pemipaan. Air yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju system penanganan udara (AHU) menuju koil pendingin.
Jika kita perhatikan komponen-komponen apa saja yang ada di dalamnya maka setiap AHU akan memiliki :
1. Filter merupakan penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-partikel lainnya sehingga diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih. Filter ini dibedakan berdasarkan kelas-kelasnya.
2. Centrifugal fan merupakan kipas/blower sentrifugal yang berfungsi untuk mendistribusikan udara melewati ducting menuju ruangan-ruangan.
3. Koil pendingin, merupakan komponen yang berfungsi menurunkan temperatur udara.
Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah menyedot udara dari ruangan (return air) yang kemudian dicampur dengan udara segar dari lingkungan (fresh air) dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan. Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan sentrifugal dan koil pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan temperatur didistribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara (ducting) yang telah dirancang terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh sekalipun bisa terjangkau.
Beberapa kelemahan dari sistem ini adalah jika satu komponen mengalami kerusakan dan sistem Air Conditioner sentral tidak hidup maka semua ruangan tidak akan merasakan udara sejuk. Selain itu jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada termostat di koil pendingin pada komponen AHU.
Dari penjelasan diatas, jelas sistem Air Conditioner Sentral sangat berbeda dengan Air Conditioner Split baik dari segi fungsi maupun dari segi instalasi. Istilah Sistem Air Conditioner Sentral (Central) diperuntukkan untuk instalasi Air Conditioner di satu gedung yang tidak memiliki pengatur suhu sendiri-sendiri (misalnya per ruang). Semua dikontrol di satu titik dan kemudian hawa dinginnya didistribusikan dengan pipa ke ruangan-ruangan. Dengan Air Conditioner Central yang bisa dilakukan cuma mengecilkan dan membesarkan lubang tempat hawa dingin Air Conditioner masuk ke ruang kita. Contoh Air Conditioner Central adalah di mall, gedung mimbar, gedung perkantoran yang luas atau di dalam bis ber-Air Conditioner.
MAINTENANCE Air Conditioner (perawatan Air Conditioner) SENTRAL Ruangan
1. Mempersiapkan perawatan mesin
• Semua proses perawatan dan perbaikan dilaksanakan sesuai prosedur dan SOP yang ditentukan,
• Selalu bersifat koordinatif dengan pimpinan agar menghasilkan pekerjaan seefisien mungkin,
• Jadual perawatan, jadual peralatan dan pemeriksaan spesifikasi alat disiapkan agar efektif sesuai kebutuhan.
• Kelengkapan bahan yang akan dipakai : bahan cairan pembersih, lap pembersih ; bila perlu kompresor udara,diperiksa dan diurutkan sesuai prosedur perawatan.
• Perkakas bongkar pasang dan alat ukur yang diperlukan diperiksa agar dapat bekerja dengan baik dan aman
2. Merawat memperbaiki mesin Air Conditioner Sentral bagian luar
• Perawatan mesin pendingin dilaksanakan sesuai prosedur SOP yang ditentukan
• Gambar denah mesin dibaca dan didiagnosis dengan baik dan teliti
• Debu/kotoran luar dibersihkan dengan cairan pembersih tanpa merusak bahan mesin.
• Filter udara, evaporator dan kondensor dengan kompresor udara hisap dibersihkan setelah diberi disinfectan dan cairan pembersih.
• Deposit yang sulit dan melekat pada dinding penukar kalor dibersihkan dengan cara kimia atau fisis sesuai dengan prosedur yang ditentukan
• Kebocoran pipa diidentifikasi dan segera diperbaiki
• Kesalahan kerja peralatan diidentifikasi dan dicari sumber kesalahan kerja alat tersebut.
• Alat ukur, alat kontrol dan asesori diperiksa dan dilakukan perawatan yang diperlukan.
3. Merawat dan memperbaiki mesin Air Conditioner Sentral sesuai ketentuan
• Sebelum dilakukan pembongkar mesin terlebih dahulu dilakukan pengeluaran refrijeran.
• Bagian dalam mesin dibersihkan dengan metode vakum bagian dalam sesuai prosedur yang Ditentukan
• Katub ekspansi atau pipa kapiler ekspansi dibersihkan dengan kompresor uadara.
• Desican dibersihkan, direkondisi dan dimasang kembali sesuai prosedur yang ditentukan
• Nosel pengkabut refrijerran dibersihkan dan dipasang kembali tanpa merusak alat sesuai ketentuan
• Alat ukuir, alat kontrol, alat pengaman listrik dan asesori lainnya diperiksa, kerusakan diperbaiki dan dipasang kembali sesuai ketentuan
• Peralatan rusak yang tidak mungkin diperbaiki diganti dengan alat baru serta dipasang kembali tanpa adanya kerusakan alat
• Untuk mengganti alat yang rusak sesuai spesifikasinya dilakukan pengadaan barang.
• Dijaga agar refriferan cair dan pelumas tidak masuk kedalam kompresor.
• Kelengkapan pemasangan mesin diperiksa dan dilakukan re-instal untuk meyakinkan bahwa bekerja dengan baik. sistem sudah dapat
• Semua pekerjaan dilaksanakan dengan tidak ada kesalahan berarti dan tidak mengulangi pekerjaan.
• Semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam kontrak kerja
4. Mengevaluasi dan memeriksa hasil perawatan
• Selama pekerjaan berlangsung kualitas hasil pekerjaan selalu diperiksa agar tidak terjadi pengulangan pekerjaan.
• Bila terjadi penyimpangan/masalah harus didiskusikan dengan pimpinan atau seorang ahli yang berwenang sesauai prosedur yang berlaku.
• Semua kejadian perawatan dan perbaikan dicatat dengan teliti dalam buku perawatan mesin bersangkutan dan diperkirakan jadual perawatan selanjutnya.
• Hasil pekerjaan diperiksa dengan seksama di akhir pekerjaan untuk meyakinkan sesuai dengan yang diharapkan
• Dibuat laporan hasil pekerjaan kepada pemberi kerja sesuai dengan tugasnya. (engdept-engdept)
Pengoperasian
Pengoperasian sarana dukung fasilitas radiometalurgi dilakukan terus menerus (sistem shift), yang melibatkan 12 staf yang terbagi dalam 4 shift. Sedangkan pengoperasian sarana dukung fasilitas elemen bakar dilakukan pada jam kerja, diatur secara bergiliran tiap hari ada 2 petugas khusus untuk menangani operasi. Penyelenggaraan pengoperasian sarana penunjang dimanfaatkan untuk memasok system tata udara, energi, air proses / pendingin / gas dan lain– lain untuk laboratorium / perkantoran instalasi radiometalurgi dan elemen bakar experimntal dan spesifikasi suhu, kelengasan udara serta tekanan negatif dan tingkat keradioaktifan yang memenuhi syarat dan diharapkan alat berjalan kontinu, agar laboratorium dapat dipakai untuk melakukan kegitan litbang bahan bakar yang telah ditetapkan. Namun dalam kenyatanya masih saja dihadapkan dengan masalah- masalah yang sangat komplek sehingga kesinambungan beroperasinya peralatan sarana penunjang sulit tercapai. Untuk melaksakan pengoprasian yang berkesinambungan diperlukan komponen/ suku cadang/ bahan- bahan seperti dalam tabel 1 yang dibutuhkan untuk mengganti komponen/ bahan yang telah rusak mendadak atau penambahan bahan yang telah habis.
Perawatan
Perawatan/ perbaikan yang dilakukan dengan metoda analisis (mengidentifikasi) kerusakan, pengajuan suku cadang, pemasangan/ perbaikan peralatan mengikuti prosedur yang berlaku. Dari identifikasi kerusakan diperoleh suku cadang yang keperluan untuk penggantian suku cadang yangrusak, seperti dalam tabel 1. Masalah yang dihadapi dalam menyelenggarakan kegitan perawatan sarana penunjang adalah peralatan yang sudah menua, suku cadang peralatan yang ada sulit diperoleh dipasaran dan harganya mahal dan prediksi kerusakan peralatan sebelumnya sulitdilakukan sehingga kesinambungan beroperasinya peralatan sarana penunjang sulit tercapai. Dari prioritas perbaikan yang telah diajukan yaitu seperti dalam tabel 2, ada dua kegiatan perawatan/ perbaikan yang tidak terlaksana, yaitu perawatan/ perbaikan demin plant dan bioler sehingga keduanya hanya sebatas analisis kerusakan (lampiran 1 dan lampiran 2). Dari analisis kerusakan diperoleh data- data kompenen dan perkiraan prosentasi kerusakan sertserta biaya. Sehingga perawatan / perbaikan demin plant dan boiler ditunda karena sulit mendapat komponen yang sesuai dengan aslinya, dana yang cukup besar dan adanya kerusakan alat lain yang rusak mendadak dan perlu segera diperbaiki secepatnya. Hal ini yang menyebabkan tertundanya perawatan dan perbaikan demin plant dan boiler tersebut. Peralatan yang rusak mendadak adalah genset, chiller, kompresor, air dryer, fcu,cfe, sistem under ground, coling tower, panel glove box, sistem kontrol & ducting CFE-5 dan EF 08, sehingga dana yang awalnya untuk perbaikan demin plant dan boiler dialihkan untuk peralatan tersebut diatas. Untuk itu telah diantisipasi dengan peralatan rangkap (redundansi) dan pemakaian sumber tenaga cadangan. Namun demikian masih sering terjadi hal–hal yang tidak diinginkan. Dalam hal yang diperkirakan mengalami keruskan diantaranya lampu, beltdan bearing, serta penambahan freon dan oli.Metode tersebut diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang terkait, sehingga sarana penunjang dapat beroperasi secara kontinu dan mendukung kegiatan litbang di laboratorium radiometalurgi dan elemen bakar experimental secara baik dan aman.
TROUBLE SHOOTING CILLER
Permasalahan yang biasa terjadi:
• Pelarutan “lye” (senyawa alkali dari sisa–sisa pembuatan tangki beton baru) Lye dapat menaikkan pH dan hardness air dingin. PH lebih dari 9 akan menaikkan dan mempercepat korosi pada bahan berdasar copper dan menyebabkan terbentuknya kerak hardness di pipa AHU/FCU. Pengendapan kerak atau lumpur halus juga bisa menimbulkan korosi di bawah kerak.
• Kontaminasi Air di Heat Accumulation Tank oleh air bawah tanah. Hal ini disebabkan oleh retaknya beton atau tembok pembangun tangki. Kontaminasi air laut akan menaikkan konsentrasi ion klorida, kemudian mempercepat terjadinya pitting corrosion pada pipa-pipa FCU/AHU. Kontaminasi bahan-bahan organic akan mempercepat pertumbuhan mikroorganisme, kemudian terbentuk slime yang secara biologi mempercepat korosi.
• Terbentuknya lapisan film Copper Oxide di permukaan pipa-pipa FCU/AHU. Proses pembuatan pipa-pipa FCU/AHU seperti welding, tube expansion, degresing, dsb, membentuk lapisan CuO yang tidak seragam (non-uniform) pada permukaan pipa. Saat film oksida kontak dengan air, bagian yang kurang sempurna akan bertindak sebagai anoda, sedangkan bagian di sekelilingnya sebagai katoda, kemudian korosi local terjadi di anoda, dan menyebabkan kebocoran pipa.
Penanganan masalah
• Pencegahan korosi & kerak secara umum
Waktu tinggal air di dalam system chilled water sangat lama, sehingga diperlukan corrosion & scale inhibitor yang dapat memberikan performa kerja dengan stabilitas tinggi (tidak mudah terdekomposisi).
Chemical base yang biasa dipakai adalah :
– polyphosphate-zinc polymer base
– phosphonate-zinc polymer base
• Pitting corrosion inhibitor untuk copper & copper alloy Reaksi korosi pada copper terjadi ketika potensial copper melebihi potensial dari daerah yang mengalami pitting corrosion (150 mV). Kehadiran film copper oxide dan biofouling pada permukaan pipa menaikkan potensial korosi copper sehingga lebih tinggi dari potensial pitting. Untuk mencegah hal ini, maka potensial korosi harus dijaga lebih rendah dari potensial pitting, dengan mencegah terbentuknya fouling (pengotor) di permukaan pipa.
• Penggantian air Heat accumulation Tank yang telah terkontaminasi “Lye”
Pembersihan & pengurasan Heat Accumulation Tank secara periodic. Produk korosi, sisa-sisa beton, flok mikroorganisme, terakumulasi dan membentuk sludge di dasar tangki. Sedimen ini dapat tersirkulasi di dalam system dan mengendap di pipa-pipa, dan korosi pun mulai terjadi.
Water Quality Control Limits
Closed Water Re-circulating System
with Heat Accumulation Tank
under Polyphosphate-zinc polymer base Treatment.
• PH (25o C) 6.5 – 8.5
• Electrical Conductivity (mS/cm) Below 2,000
• Calcium Hardness (ppm CaCO3) Below 120
• Chloride + Sulphate ion (ppm Cl- + SO42-) Below 500
PERAWATAN AHU
1. Perawatan AHU dibagi 2 section :
2. Perawatan 2 (dua) bulanan dan 6 (enam) bulanan
1) Perawatan 2 (dua) bulanan meliputi:
– Ganti atau cuci Filter Udara
– Periksa stop valve in dan out
– Periksa Thermostat ON dan OFF
– Periksa V-belt, bearing blower dan mounting motor
– Periksa panel power listrik Periksa tegangan dan Ampere motor (sesuai name plate)
– Periksa water pressure gauge (in, out dan fungsi/fisik )
– Periksa temperatur air (in, out dan Fungsi/fisik)
– Periksa Strainer air
Ø Prosedur pembersihan dan panggantian filter
– Matikan power listrik dan beri tanda pada panel power bahwa unit sedang dalam perbaikan.
– Buka pintu panel sisi filter
– Lepaskan filter dari relnya
– Cuci filter dengan deterjen, bila kondisi jelek ganti dengan yang baru
– Keringkan dan pasang kembali pada relnya
– Tutup pintu panel dan nyalakan power listrik
– operasikan AHU
2) Perawatan 6 bulanan meliputi :
Perawatan 6 bulanan termasuk perawatan 2 bulanan diatas ditambah dengan servis coil/fin AHU, Cleaning bower fan dan pemberian grease pada bearing motor dan blower AHU
Ø Prosedur Cleaning coil
– Matikan power listrik (beri tanda bahwa AHU sedang dalam perbaikan)
– Lepas filter seperti perawatan filter
– Buka pintu panel sisi motor
– Bungkus motor dengan plastik
– Semprot coil dengan air bertekanan,bila perlu gunakan chemical.
– Untuk menghindari air semprot coil meluap dari bak drain gunakan vacuum multi fungsi ( wet & dry )
– Pasang filter, buka bungkus motor pastikan terminal box motor tidak ada air
– Tutup pintu AHU dan operasikan
Ø Prosedur Cleaning Blower
– Matikan power listrik
– Buka pintu panel sisi motor
– Sirip blower dilap dengan kain basah lakukan dengan hati – hati.
– Lap juga rumahnya
– Tutup pintu, AHU dapat dioperasikan
Ø Prosedur Pemeriksaan dan perbaikan Strainer
– Periksa tekanan air pada pressure gauge, bila tidak ada perbedaan tekanan berarti strainer sudah buntu.
– Tutup valve in dan out.
– Tutup valve pressure gauge lalu pressure gauge dilepas (perhatikan jarum pressure bila jarum tidak turun, pressure gauge jangan di lepas lakukan dengan hati – hati, dilepas satu unit saja)
– Buka valve pressure gauge yang telah dilepas secara perlahan tampung air dengan ember.
– Perhatikan jarum pressure gauge yang terpasang bila jarum tidak turun sampai batas nol berarti ada valve yang belum tertutup rapat.
– Bila jarum pressure gauge dapat sampai nol strainer sudah dapat dibuka .
– Bersihkan saringan dengan sikat kawat lalu pasang kembali .
– Pastikan strainer sudah terpasang dengan baik, buka valve supplay secara perlahan sambil
dilakukan pembuangan udara melalui valve pressure.
– Tutup valve pressure, pasang pressure gauge.
– Buka kembali semua valve yang tertutup dan operasikan AHU
Ø Prosedur Pemeriksaan V-belt dan
aligment motor pemeriksaan V-belt dan aligment motor dilakukan secara berkala menurut shcedule yang telah ditetapkan untuk menghindari kerusakan dan memperpanjang umur bearing motor, blower maupun fan belt, pemasangan V-belt tidak boleh terlalu kendor atau kencang.
– Periksa aligment motor dengan blower.
Posisi pulley motor dengan pulley fan blower harus lurus pararel/sejajar dan pusat dari permukaan puli harus bertepatan. Bila pusat poros tidak bertepatan sabuk akan terlepas dan mudah rusak dan bearing akan rusak. cara setting nya adalah dengan menggunakan benang atau penggaris motor dan blower dan periksa kelurusannya. Bila tidak lurus/sejajar, keendurkan baut pada kaki motor dan setel posisi motor agar sejajar dengan posisi blower, bila posisi sudah sejajar kencangkan kembali bautnya.
– Periksa V-belt
Periksa kekencangan belt (kelenturan) dengan menggunakan alat belt tensioner. Bila belt terlalu kendor atur penegangan dengan sekrup/baut pengatur pada dudukan motor
SISTEM KERJA AC SENTRAL RUANGAN
Pada unit pendingin atau Chiller yang menganut system kompresi uap, komponennya terdiri dari kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator. Pada Chiller biasanya tipe kondensornya adalah water-cooled condenser. Air untuk mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian outputnya didinginkan kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.
Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang didinginkan tidak langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui system pemipaan. Air yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju system penanganan udara (AHU) menuju koil pendingin.
Jika kita perhatikan komponen-komponen apa saja yang ada di dalamnya maka setiap AHU akan memiliki :
1. Filter merupakan penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-partikel lainnya sehingga diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih. Filter ini dibedakan berdasarkan kelas-kelasnya.
2. Centrifugal fan merupakan kipas/blower sentrifugal yang berfungsi untuk mendistribusikan udara melewati ducting menuju ruangan-ruangan.
3. Koil pendingin, merupakan komponen yang berfungsi menurunkan temperatur udara.
Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah menyedot udara dari ruangan (return air) yang kemudian dicampur dengan udara segar dari lingkungan (fresh air) dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan. Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan sentrifugal dan koil pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan temperatur didistribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara (ducting) yang telah dirancang terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh sekalipun bisa terjangkau.
Beberapa kelemahan dari sistem ini adalah jika satu komponen mengalami kerusakan dan sistem AC sentral tidak hidup maka semua ruangan tidak akan merasakan udara sejuk. Selain itu jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada termostat di koil pendingin pada komponen AHU. (source : ccitonline)
Jadi………
Dari penjelasan diatas, jelas sistem AC Sentral sangat berbeda dengan AC Split baik dari segi fungsi maupun dari segi instalasi. Istilah Sistem AC Sentral (Central) diperuntukkan untuk instalasi AC di satu gedung yang tidak memiliki pengatur suhu sendiri-sendiri (misalnya per ruang). Semua dikontrol di satu titik dan kemudian hawa dinginnya didistribusikan dengan pipa ke ruangan-ruangan. Dengan AC Central yang bisa dilakukan cuma mengecilkan dan membesarkan lubang tempat hawa dingin AC masuk ke ruang kita. Contoh AC Central adalah di mall, gedung mimbar, gedung perkantoran yang luas atau di dalam bis ber-AC.
MAINTENANCE AC (perawatan AC) SENTRAL Ruangan
1. Mempersiapkan perawatan mesin
1.1. Semua proses perawatan dan perbaikan dilaksanakan sesuai prosedur dan SOP yang ditentukan,
1.2. Selalu bersifat koordinatif dengan pimpinan agar menghasilkan pekerjaan seefisien mungkin,
1.3. Jadual perawatan, jadual peralatan dan pemeriksaan spesifikasi alat disiapkan agar efektif sesuai kebutuhan.
1.4. Kelengkapan bahan yang akan dipakai : bahan cairan pembersih, lap pembersih ; bila perlu kompresor udara,diperiksa dan diurutkan sesuai prosedur perawatan.
1.5. Perkakas bongkar pasang dan alat ukur yang diperlukan diperiksa agar dapat bekerja dengan baik dan aman
2. Merawat memperbaiki mesin AC Sentral bagian luar
2.1. Perawatan mesin pendingin dilaksanakan sesuai prosedur SOP yang ditentukan
2.2. Gambar denah mesin dibaca dan didiagnosis dengan baik dan teliti
2.3. Debu/kotoran luar dibersihkan dengan cairan pembersih tanpa merusak bahan mesin.
2.4.Filter udara, evaporator dan kondensor dengan kompresor udara hisap
dibersihkan setelah diberi disinfectan dan cairan pembersih.
2.5. Deposit yang sulit dan melekat pada dinding penukar kalor dibersihkan dengan cara kimia atau fisis sesuai dengan prosedur yang ditentukan
2.6. Kebocoran pipa diidentifikasi dan segera diperbaiki
2.7. Kesalahan kerja peralatan diidentifikasi dan dicari sumber kesalahan kerja alat tersebut.
2.8. Alat ukur, alat kontrol dan asesori diperiksa dan dilakukan perawatan yang diperlukan.
3. Merawat dan memperbaiki mesin AC Sentral sesuai ketentuan
3.1. Sebelum dilakukan pembongkar mesin terlebih dahulu dilakukan pengeluaran refrijeran.
3.2. Bagian dalam mesin dibersihkan dengan metode vakum bagian dalam sesuai prosedur yang Ditentukan
3.3. Katub ekspansi atau pipa kapiler ekspansi dibersihkan dengan kompresor uadara.
3.4. Desican dibersihkan, direkondisi dan dimasang kembali sesuai prosedur yang ditentukan
3.5. Nosel pengkabut refrijerran dibersihkan dan dipasang kembali tanpa merusak alat sesuai ketentuan
3.6. Alat ukuir, alat kontrol, alat pengaman listrik dan asesori lainnya diperiksa, kerusakan diperbaiki dan dipasang kembali sesuai ketentuan
3.7. Peralatan rusak yang tidak mungkin diperbaiki diganti dengan alat baru serta dipasang kembali tanpa adanya kerusakan alat
3.8. Untuk mengganti alat yang rusak sesuai spesifikasinya dilakukan pengadaan barang.
3.9. Dijaga agar refriferan cair dan pelumas tidak masuk kedalam kompresor.
3.10. Kelengkapan pemasangan mesin diperiksa dan dilakukan re-instal untuk meyakinkan bahwa bekerja dengan baik. sistem sudah dapat
3.11. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan tidak ada kesalahan berarti dan tidak mengulangi pekerjaan.
3.12. Semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam kontrak kerja
4. Mengevaluasi dan memeriksa hasil perawatan
4.1. Selama pekerjaan berlangsung kualitas hasil pekerjaan selalu diperiksa agar tidak terjadi pengulangan pekerjaan.
4.2. Bila terjadi penyimpangan/masalah harus didiskusikan dengan pimpinan atau seorang ahli yang berwenang sesauai prosedur yang berlaku.
4.3. Semua kejadian perawatan dan perbaikan dicatat dengan teliti dalam buku perawatan mesin bersangkutan dan diperkirakan jadual perawatan selanjutnya.
4.4. Hasil pekerjaan diperiksa dengan seksama di akhir pekerjaan untuk meyakinkan sesuai dengan yang diharapkan
4.5. Dibuat laporan hasil pekerjaan kepada pemberi kerja sesuai dengan tugasnya. (engdept-engdept)
Unit Pendingin ( Chiller )
Pada unit pendingin atau chiller yang menganut system kompresi uap, komponennya terdiri dari kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator. Pada chiller biasanya tipe kondensornya adalah water-cooled condenser. Air untuk mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian outputnya didinginkan kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.
Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang didinginkan tidak langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui system pemipaan. Air yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju system penanganan udara (AHU) menuju koil pendingin.
AHU ( Air Handling Unit )
Air yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju system penanganan udara (AHU) menuju koil pendingin . Jika kita perhatikan komponen-komponen apa saja yang ada di dalamnya maka setiap AHU akan memiliki :
Filter merupakan penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-partikel lainnya sehingga diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih. Filter ini dibedakan berdasarkan kelas-kelasnya.
Centrifugal fan merupakan kipas/blower sentrifugal yang berfungsi untuk mendistribusikan udara melewati ducting menuju ruangan-ruangan.
Koil pendingin, merupakan komponen yang berfungsi menurunkan temperatur udara.
Gambar AHU (Air Handling Unit )
Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah menyedot udara dari ruangan (return air) yang kemudian dicampur dengan udara segar dari lingkungan (fresh air) dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan. Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan sentrifugal dan koil pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan temperature didistribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara (ducting) yang telah dirancang terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh sekalipun bisa terjangkau.
Beberapa kelemahan dari sistem ini adalah jika satu komponen mengalami kerusakan dan sistem AC sentral tidak hidup maka semua ruangan tidak akan merasakan udara sejuk. Selain itu jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada termostat di koil pendingin pada komponen AHU.
Cooling Tower
Salah satu komponen utama pada AC sentral selain chiller, AHU, dan ducting adalah cooling tower atau menara pendingin. Fungsi utamanya sebagai alat untuk mendinginkan air panas dari kondensor dengan cara dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa menggunakan fan/kipas.Konstruksi cooling tower terdiri dari system pemipaan dengan banyak nozzle,fan/blower,bakpenampung,casing, ds.
Proses yang terjadi pada chiller atau unit pendingin untuk system AC sentral dengan system kompresi uap terdiri dari proses kompresi, kondensasi, ekspansi dan evaporasi. Proses ini terjadi dalam satu siklus tertutup yang menggunakan fluida kerja berupa refrigerant yang mengalir dalam system pemipaan yang terhubung dari satu komponen ke komponen lainnya. Kondensor pada chiller biasanya berbentuk water-cooled condenser yang menggunakan air untuk proses pendinginan refrigeran. Secara umum bentuk konstruksinya berupa shell & tube dimana air mengalir memasuki shell/ tabung dan uap refrigeran superheat mengalir dalam pipa yang berada di dalam tabung sehingga terjadi proses pertukaran kalor. Uap refrigeran superheat berubah fasa menjadi cair yang memiliki tekanan tinggi mengalir menuju alat ekspansi, sementara air yang keluar memiliki temperatur yang lebih tinggi. Karena air ini akan digunakan lagi untuk proses pendinginan kondensor maka tentu saja temperaturnya harus diturunkan kembali atau didinginkan pada cooling tower. Langkah pertama adalah memompa air panas tersebut menuju cooling tower melewati system pemipaan yang pada ujungnya memiliki banyak nozzle untuk tahap spraying atau semburan. Air panas yang keluar dari nozzle secara langsung sementara itu udara atmosfer dialirkan melalui atau berlawanan dengan arah jatuhnya air panas karena pengaruh.fan/blower yang terpasang pada cooling tower. Untuk mengungkapkan 1 kg air diperlukan kira-kira 600 kcl dengan mengeluarkan kalor laten, dengan mengungkapkan sebagian dari air maka bagian besar dari air pendingin dapat didinginkan, jdi misalnya 1 % dari air dapat di uapkan , air dapat diturunkan temperaturnya sebanyak 6o Cdengan menara pendingin. Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu kondensasinya sangat rendah mendekati suhu wet-bulb udara. Air yang sudah mengalami penurunan temperature ditampung dalam bak/basin untuk kemudian dipompa kembali menuju kondensor yang berada di dalam chiller. Pada cooling tower juga dipasang katup make up water yang dihubungkan ke sumber air terdekat untuk menambah kapasitas air pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporative cooling tersebut.
Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam “range” dan “approach”, dimana range adalah penurunan suhu air yang melewati cooling tower dan approach adalah selisih antara udara suhu udara wet-bulb dan suhu air yang keluar. Perpindahan kalor yang terjadi pada cooling tower berlangsung dari air ke udara tak jenuh. Ada dua penyebab terjadinya perpindahan kalor yaitu perbedaan suhu dan perbedaan tekanan parsial antara air dan udara. Suhu pengembunan yang rendah pada cooling tower membuat sistem ini lebih hemat energi jika digunakan untuk system refrigerasi pada skala besar seperti chiller. Salah satu kekurangannya adalah bahwa sistem ini tidak praktis karena jarak yang jauh antara chiller dan cooling tower sehingga memerlukan system pemipaan yang relative panjang. Selain itu juga biaya perawatan cooling tower cukup tinggi dibandingkan system lainnya.
Persyaratan Bagi Menara Pendingin ( Cooling Tower )
Kondisi nominal dari menara pendingin
Kapasitas menara pendingin 1 ton refrigrasi di standarisasikan menurut The Jap Anese Cooling tower Industry Association, sebagai berikut :
1 ton refrigrasi 390 kcal/jam pada kondisi :
temperature bola basah 27o C
temperature air masuk 37o C
temperature air keluar 32o C
Vlomue aliran air 13 liter/menit.
Harga standartersebut diatas menentukan prestasi menara pendingin.
Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Ac Sentral
Kelebihan :
Kebisingan dan getaran mesin pendingin hamper tidak mempengaruhi ruangan
Perbaikan dan pemeliharaan lebih mudah
Seluruh beban pendingin semua ruangan dalam bangunan dapat dilayani oleh satu system ( unit ) saja.
Kelembapan udara dapat diatur
Kekurangan :
Harga mula cukup tinggi
Biaya operasional yang cukup mahal
Unit sentral tidak dapat dipakai untuk rumah sakit, karena kuman- kuman dari ruangan untuk penderita penyakit menular ( melalui saluran udara balik ) dapat disebarkan ke ruangan – ruangan lain.
Jika satu komponen mengalami kerusakan dan sistem AC sentral tidak hidup
Jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus pada termostat di koil pendingin pada komponen AHU
0 Response to "SERVICE AC CENTRAL CIPUTAT"
Posting Komentar